Aku sempat kenal seorang sahabat yang gak pernah pandang-pandang orang. Namanya Viddy. Orang nya baik, santai, selalu kasih semangat, dan dia orangnya memang bersemangat. Kami tinggal tidak begitu berjauhan, cukup dekat. Dulu, sekitar 6 tahun yang lalu, saya sering bermain ke tempat kontrakannya buat main Ace Combat 4 | Shatered Skies. Sering kami duel dogfighting, saya menggunakan F-22 Raptor melawan pesawat kesukaannya, SU-37 Terminator. Hasilnya saya selalu tertembak jatuh, saya gak sanggup menghindar dari rudal ampuhnya itu. Kesenangan bersama sering kami alami, namun memori itu tidak hanya saya saja yang mengisinya. Sahabat saya yang lain, Daniel, pecinta games Ace Combat juga ikut serta dalam pertempuran itu, hasilnya saya menempati peringkat paling bawah dalam skill bermain Ace Combat 4 yang waktu itu kita pertandingkan. Kedua sahabat saya ini memang saling berebut peringkat dalam hal bermain Ace Combat, mereka memang ahlinya.
Kami bertiga memang hobi bermain games, baik itu PC Games atau PS2. Pada saat itu kami memang memiliki kesamaan dalam jenis permainan. Selain Ace Combat, kami sama-sama senang bermain Command and Conquer Generals | Zero:Hour. Yaaaah,, lagi-lagi saya orang yang paling payah dari antara mereka semua. Saya yang suka berperang menggunakan USA Airforce General harus dikalahkan oleh USA Airforce General lainnya yang lebih ahli dalam taktik, si general Daniel. Di darat pun sangat sulit untuk ditembus oleh pesawat pesawat milik saya, banyak Gatling Cannon disebar hampir disemua markas dari China Tank General milik Viddy.
Hmmm,, akhirnya saya kalah lagi. Namun dari kekalahan tersebut tidak ada rasa sakit hati yang saya rasakan, yang ada adalah rasa kebersamaan. Kami selalu bersama, hingga akhirnya sahabat saya Daniel pindah sekolah di luar pulau. Akhirnya tinggal kami berdua lah yang saling bermain permainan kesukaan kami. Sahabat saya yang bersekolah di luar pulau terkadang suka datang kembali untuk berlibur. Pada saat itulah kami melepaskan kerinduan kami untuk bermain kembali Ace Combat dan C&C Generals | Zero:Hour.
Setelah satu tahun keberangkatan teman saya ke luar pulau, akhirnya saya harus meninggalkan Viddy sendiri. Saya pergi sekolah ke luar pulau bersama-sama Daniel tepatnya tahun 2006. Satu tahun juga saya dan Daniel meninggalkan Viddy sendiri di Bandung. Pada tahun 2007 Daniel tamat dan kembali ke Bandung, kini giliran saya yang harus sendiri selama 1 tahun hingga tahun 2008. Suatu jangka waktu yang cukup lama bagi kami tidak bisa berkumpul bersama-sama lagi seperti tahun-tahun sebelumnya. Selama jangka waktu satu tahun di luar pulau, saya mendengar bahwa Viddy mengalami masalah kesehatan.
Kesehatannya yang mulai memburuk mengharuskan Viddy di rawat di ICU. Mendengar hal itu, saya yang masih berada di luar pulau hanya bisa mendengarkan saja dengan rasa sedih di hati. Seorang sahabat yang saya cintai menderita kelainan jantung. Namun setelah tamat dan saya kembali ke Bandung pada tahun 2008, saya bisa bertemu kembali dengan Viddy, sahabat saya. Tapi kondisi fisiknya tidak lah sesehat dulu, ia tampak lebih kurus. Ketika saya bertemu dengannya sekitar awal tahun 2009 kami sempat untuk mencoba bermain Command and Conquer Generals | Zero:Hour, hari itu kami cukup bersenang-senang.
Ketika hari itu berakhir, Viddy harus kembali ke Jakarta. Ia sudah tidak tinggal di Bandung karena kesehatannya yang selalu dikontrol oleh keluarganya di Jakarta. Daniel pun berkuliah di Jakarta. Dan saya sendiri yang berkuliah di Bandung. Viddy dan Daniel di Jakarta, mereka kadang suka bertemu dan bermain disana. Saya di Bandung berkuliah.
Hingga pada sekitar tanggal 25 Mei 2009 mereka berdua datang ke Bandung dan mengajak saya untuk bermain di sebuah warnet di Bandung untuk sama-sama bermain Command and Conquer Generals | Zero:Hour. Namun kali ini saya tidak bisa memenuhi permintaan mereka, karena ada kesibukan pribadi yang tidak bisa diganggu. Akhirnya dengan kecewa mereka bermain berdua saja. Sebenarnya saya mau ikut bermain, namun malam itu saya memang benar-benar tidak bisa.
Mereka pun kembali ke Jakarta, saya tidak mendengarkan kabar mereka kembali hingga pada sekitar bulan Juni pertengahan Viddy menelepon saya dengan sikap yang tidak biasanya. Sikapnya memaksakan saya untuk bertemu dengan dia hari itu juga di rumah kontrakan dia di Bandung karena dia hanya tinggal beberapa minggu saja di Bandung untuk berobat. Saya yang berkuliah di daerah Lembang agak sulit mengabulkan permohonannya. Apalagi hari itu juga saya harus mengikuti ujian ulang suatu mata kuliah keperwatan supaya lulus dan dilantik menjadi mahasiswa perawat.
Yaaah, parahnya hari itu saya tidak jadi mengikuti ujian ulang dikarenakan dosen yang dituju tidak berada di tempat, sehingga ujian ulang harus dimundurkan. Saya cukup kecewa namun apa boleh saya buat, saya harus menunggu. Akhirnya, ujian pun saya ikuti dan lolos dengan nilai standar "C" dan mengikuti pelantikan tersebut.
Waktu pun terus berjalan, hingga pada tanggal 1 Juli 2009 sekitar jam 8 malam. Saya sedang bermain Need for Speed Underground 2 di kamar asrama tempat saya berkuliah yang sedang menjalani kegiatan semester padat. Tiba-tiba saya mendapat telepon langsung dari orang tua saya bahwa teman saya Viddy sudah tiada. Tentu respon awal saya tidak percaya. Saya tutup telepon dan melanjutkan bermain, perasaan saya makin tidak enak. Saya telepon kembali orang tua saya dan mengkonfirmasi kembali berita tersebut, sekali lagi orang tua saya berkata hal yang sama.
Dengan perasaan yang berat dan setengah tidak percaya saya menelepon Daniel yang hari itu ada di Jakarta. Dia merespon berita ini dengan tidak percaya juga, ia menyuruh saya untuk konfirmasi kembali berita ini ke orang tua saya. Untuk ketiga kalinya saya menelepon orang tua saya, hasil jawabannya tetap sama, Viddy sudah tiada. Saya langsung menelepon Daniel kembali dan meyakinkannya bahwa berita itu benar.
Akhirnya sahabat saya langsung menuju Bandung dan sampai sekitar jam 12 malam di tempat saya. Kami langsung menuju rumah sakit di Bandung. Sesampainya di rumah sakit, kami mendapat info bahwa Viddy berada di kamar jenazah RS tersebut. Kami menuju kesana dan memang didapati sahabat kami tengah terbaring kaku di kamar jenazah tersebut. Memang air mata tidak keluar namun badan ini langsung lemas dan tidak percaya akan kejadian ini. Kami hanya bisa memandang jenazah nya sambil mengenang kejadian ketika kami bersama-sama. Rasa kecewa dalam hati saya terus terus membayangi pikiran saya.
Kecewa karena tidak bisa bertemu dengan nya pada saat dia membutuhkan kehadiran seorang sahabat. Saat terakhir bersamanya adalah pada awal tahun 2009, kami bermain bersama dan saling bertukar ilmu komputer. Dialah orang pertama yang mengajarkan saya menggunakan komputer, mengajarkan cara nge-burn file ke CD/DVD. Dia adalah seorang sahabat yang mengenalkan Facebook pada saya dan membuatkan akun Facebook saya. Dia adalah salah satu sahabat yang sangat berarti dalam hidup saya.
Kisah ini bukan cuma sekedar curahan hati saya, saya mengajak bagi para pembaca untuk bisa menghargai sesama terutama sahabat kita. Saya mengingatkan betapa berartinya seorang sahabat, karena dia bisa saja menjadi seorang yang sangat berarti dalam hidup anda. Jagalah persahabatan kita seperti menjaga diri kita sendiri.
Tulisan ini saya persembahkan untuk sahabat saya Daniel dan untuk mengenang sahabat saya Alm. Viddy dan yang pernah mengisi waktu saya bersama-sama mulai dari bermain games hingga kita menjadi sahabat sampai akhir hidupnya, meski sekarang kita bertiga tidak bisa berkumpul seperti yang dulu namun memori ini tidak dapat dilupakan. Thanks :')
Hmmm,, akhirnya saya kalah lagi. Namun dari kekalahan tersebut tidak ada rasa sakit hati yang saya rasakan, yang ada adalah rasa kebersamaan. Kami selalu bersama, hingga akhirnya sahabat saya Daniel pindah sekolah di luar pulau. Akhirnya tinggal kami berdua lah yang saling bermain permainan kesukaan kami. Sahabat saya yang bersekolah di luar pulau terkadang suka datang kembali untuk berlibur. Pada saat itulah kami melepaskan kerinduan kami untuk bermain kembali Ace Combat dan C&C Generals | Zero:Hour.
Setelah satu tahun keberangkatan teman saya ke luar pulau, akhirnya saya harus meninggalkan Viddy sendiri. Saya pergi sekolah ke luar pulau bersama-sama Daniel tepatnya tahun 2006. Satu tahun juga saya dan Daniel meninggalkan Viddy sendiri di Bandung. Pada tahun 2007 Daniel tamat dan kembali ke Bandung, kini giliran saya yang harus sendiri selama 1 tahun hingga tahun 2008. Suatu jangka waktu yang cukup lama bagi kami tidak bisa berkumpul bersama-sama lagi seperti tahun-tahun sebelumnya. Selama jangka waktu satu tahun di luar pulau, saya mendengar bahwa Viddy mengalami masalah kesehatan.
Kesehatannya yang mulai memburuk mengharuskan Viddy di rawat di ICU. Mendengar hal itu, saya yang masih berada di luar pulau hanya bisa mendengarkan saja dengan rasa sedih di hati. Seorang sahabat yang saya cintai menderita kelainan jantung. Namun setelah tamat dan saya kembali ke Bandung pada tahun 2008, saya bisa bertemu kembali dengan Viddy, sahabat saya. Tapi kondisi fisiknya tidak lah sesehat dulu, ia tampak lebih kurus. Ketika saya bertemu dengannya sekitar awal tahun 2009 kami sempat untuk mencoba bermain Command and Conquer Generals | Zero:Hour, hari itu kami cukup bersenang-senang.
Ketika hari itu berakhir, Viddy harus kembali ke Jakarta. Ia sudah tidak tinggal di Bandung karena kesehatannya yang selalu dikontrol oleh keluarganya di Jakarta. Daniel pun berkuliah di Jakarta. Dan saya sendiri yang berkuliah di Bandung. Viddy dan Daniel di Jakarta, mereka kadang suka bertemu dan bermain disana. Saya di Bandung berkuliah.
Hingga pada sekitar tanggal 25 Mei 2009 mereka berdua datang ke Bandung dan mengajak saya untuk bermain di sebuah warnet di Bandung untuk sama-sama bermain Command and Conquer Generals | Zero:Hour. Namun kali ini saya tidak bisa memenuhi permintaan mereka, karena ada kesibukan pribadi yang tidak bisa diganggu. Akhirnya dengan kecewa mereka bermain berdua saja. Sebenarnya saya mau ikut bermain, namun malam itu saya memang benar-benar tidak bisa.
Mereka pun kembali ke Jakarta, saya tidak mendengarkan kabar mereka kembali hingga pada sekitar bulan Juni pertengahan Viddy menelepon saya dengan sikap yang tidak biasanya. Sikapnya memaksakan saya untuk bertemu dengan dia hari itu juga di rumah kontrakan dia di Bandung karena dia hanya tinggal beberapa minggu saja di Bandung untuk berobat. Saya yang berkuliah di daerah Lembang agak sulit mengabulkan permohonannya. Apalagi hari itu juga saya harus mengikuti ujian ulang suatu mata kuliah keperwatan supaya lulus dan dilantik menjadi mahasiswa perawat.
Yaaah, parahnya hari itu saya tidak jadi mengikuti ujian ulang dikarenakan dosen yang dituju tidak berada di tempat, sehingga ujian ulang harus dimundurkan. Saya cukup kecewa namun apa boleh saya buat, saya harus menunggu. Akhirnya, ujian pun saya ikuti dan lolos dengan nilai standar "C" dan mengikuti pelantikan tersebut.
Waktu pun terus berjalan, hingga pada tanggal 1 Juli 2009 sekitar jam 8 malam. Saya sedang bermain Need for Speed Underground 2 di kamar asrama tempat saya berkuliah yang sedang menjalani kegiatan semester padat. Tiba-tiba saya mendapat telepon langsung dari orang tua saya bahwa teman saya Viddy sudah tiada. Tentu respon awal saya tidak percaya. Saya tutup telepon dan melanjutkan bermain, perasaan saya makin tidak enak. Saya telepon kembali orang tua saya dan mengkonfirmasi kembali berita tersebut, sekali lagi orang tua saya berkata hal yang sama.
Dengan perasaan yang berat dan setengah tidak percaya saya menelepon Daniel yang hari itu ada di Jakarta. Dia merespon berita ini dengan tidak percaya juga, ia menyuruh saya untuk konfirmasi kembali berita ini ke orang tua saya. Untuk ketiga kalinya saya menelepon orang tua saya, hasil jawabannya tetap sama, Viddy sudah tiada. Saya langsung menelepon Daniel kembali dan meyakinkannya bahwa berita itu benar.
Akhirnya sahabat saya langsung menuju Bandung dan sampai sekitar jam 12 malam di tempat saya. Kami langsung menuju rumah sakit di Bandung. Sesampainya di rumah sakit, kami mendapat info bahwa Viddy berada di kamar jenazah RS tersebut. Kami menuju kesana dan memang didapati sahabat kami tengah terbaring kaku di kamar jenazah tersebut. Memang air mata tidak keluar namun badan ini langsung lemas dan tidak percaya akan kejadian ini. Kami hanya bisa memandang jenazah nya sambil mengenang kejadian ketika kami bersama-sama. Rasa kecewa dalam hati saya terus terus membayangi pikiran saya.
Kecewa karena tidak bisa bertemu dengan nya pada saat dia membutuhkan kehadiran seorang sahabat. Saat terakhir bersamanya adalah pada awal tahun 2009, kami bermain bersama dan saling bertukar ilmu komputer. Dialah orang pertama yang mengajarkan saya menggunakan komputer, mengajarkan cara nge-burn file ke CD/DVD. Dia adalah seorang sahabat yang mengenalkan Facebook pada saya dan membuatkan akun Facebook saya. Dia adalah salah satu sahabat yang sangat berarti dalam hidup saya.
Kisah ini bukan cuma sekedar curahan hati saya, saya mengajak bagi para pembaca untuk bisa menghargai sesama terutama sahabat kita. Saya mengingatkan betapa berartinya seorang sahabat, karena dia bisa saja menjadi seorang yang sangat berarti dalam hidup anda. Jagalah persahabatan kita seperti menjaga diri kita sendiri.
Tulisan ini saya persembahkan untuk sahabat saya Daniel dan untuk mengenang sahabat saya Alm. Viddy dan yang pernah mengisi waktu saya bersama-sama mulai dari bermain games hingga kita menjadi sahabat sampai akhir hidupnya, meski sekarang kita bertiga tidak bisa berkumpul seperti yang dulu namun memori ini tidak dapat dilupakan. Thanks :')